Rabu, 25 Desember 2013

Hukum Mengucapkan "Selamat Natal"

Hukum Mengucapkan “ Selamat Natal ” 
Ini tulisan setahun yang lalu..ane update dan ana revisi lagi,,semoga bermanfaat…

Dan mungkin,,,tulisan ini akan menimbulkan pro dan kontra di antara kita. Dan saya menulis ini hanya sebagai secuil nasehat bagi kita semua. Bukan karena kesombongan…. Tentu Anda semua mengetahuinya, bahwa,,, kita ummat Islam harus saling nasehat menasehati. Karena Rosululloh sallallohu ‘alaihi wa sallam sendiri bersabda :

(( الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ))

Yang kemudian para sahabat bertanya : “kepada siapa wahai Rosululloh?”
Dan Beliau menjawab : “ kepada Alloh, kepada kitab2Nya, Rosul2Nya dan kepada ummat Islam”.

Itulah wahai sahabatku..jadi janganlah anda bersuuzhon jika ada orang yang menasehati kalian atau yang mengingatkan kalian. Kita harus belajar berlapang dada dalam masalah ini. Semoga Alloh menjadikan kita termasuk orang2 yang sabar dalam menyikapi masalah…Aamien…

“Natalan adalah ujian bagi aqidah kita”

Sahabatku..masalah tentang mengucapkan selamat natal kepada teman2 kita yang nasrani adalah masalah yang diperselisihkan ulama. Ulama2 seperti Syaikh Bin Baz, Syaikh Nashiruddin al Albaniy, Syaikh Muhammad ibn Sholih al Utsaimin dan ulama2 seperti mereka mengharmkan mengucapkan selamat natal. Dan adapun Syaikh2 seperti Al Qhordowi membolehkannya dengan alasan sudah adanya perubahan global…
Nah,, manakah yang harus kita ambil dan jadikan pegangan..? 

Rosululloh sallallohu ‘alaihi wa sallam mewajibkan kepada kita untuk kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah tatkala terjadi perselisihan para ulama.
Kalo begitu…bukalah Al Qur’an anda…

ولن ترضى عنك اليهود ولا النصارى حتى تتبع ملتهم

“ Dan orang2 Yahudi dan Nasrani tidak akan ridho kepadamu kecuali jika kamu mengikuti agama mereka”

Dan mengucapkan selamat natal adalah termasuk mengikuti agama mereka dan bahkan bisa menguatkan agama mereka.
Dan sabda Rosululloh sallallohu ‘alahi wa sallam:

(( مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ))

“ Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari mereka”

Fatwa Lajnah Daimah (Komisi Fatwa Arab Saudi) pun telah melarang memberikan ucapan selamat natal kepada kaum nasrani. (Fatawa al lajnah ad da’imah :3/313)

MUI pun di dalam fatwanya yang ditetapkan di Jakarta, 1 Jumadil Awal 1401 H atau 7 Maret 1981 M memutuskan bahwa:
1. Perayaan natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa ‘alaihis salam, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan di atas (baca sendiri fatwa MUI)
2. Mengikuti upacara Natal bersama bagi umat Islam hukumnya haram.
3. Agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Alloh subhanahu wa ta’ala dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan natal.

Dan termasuk kegiatan natal adalah memberikan ucapan selamat natal..

Jika pembahasan ini terlalu sulit bagi Anda…cobalah Anda merenung sejanak…dan berpikirlah…

Cobalah baca sebentar tentang sejarah Rosululloh shallallohu ‘alahi wa sallam. Kita tahu, bahwa di zaman beliau juga saat itu sudah ada umat nasrani dan Yahudi. Dan tentu saja peristiwa “natalan” sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Tapi..yang menjadi pertanyaan… apakah Rosululloh mengucapkan “selamat natal” kepada mereka? Dan saya belum pernah membaca sebuah hadits yang memberitahukan kepada kita bahwa beliau mengucapkan “ selamat natal” atau sejenisnya kepada orang2 nasrani. Kalaupun beliau mengucapkan dan melakukan hal itu, tentu sudah dicatat oleh para sahabat yang mulia.

Yang kedua….kita lihat dalam kehidupan para sahabat, dan ternyata merekapun tidak pernah mengucapkan “ selamat natal” kepada orang2 nasrani.
Para Ulama Salafus Sholihpun tidak ada yang melakukannya…

Nah…kalo kita melakukannya…apakah kita merasa lebih baik dari mereka semuanya? Atau merasa lebih baik dari pada Rosululloh sallallohu ‘alaihi wa sallam..? Rosululloh sallallohu ‘alaihi wa sallam adalah sebaik2 manusia..paling dermawannya manusia, paling toleransinya manusia. Jika beliau tidak mengucapkan selamat natal, lantas pantaskah kita menuduh beliau sebagai orang yang tidak mau toleransi..? 

Rosululloh sallallohu ‘alaihi wa sallam melakukan mu’amalah juga dengan mereka sebagaimana kita melakukan mu’amalah dengan mereka pula. Tapi hendaknya hanya muamalah dunia saja. Sedangkan mengucapkan selamat natal termasuk masalah keyakinan, iqtiqodiyah. Kalo kita mengucapkan selamat natal, berarti kita juga meyakini apa yang mereka yakini.

Anda pasti berpikir, Bagaimana kita bisa seperti itu..? Sedangkan tatkala kita lebaran, mereka ikut merayakannya bersama kita, mengucapkan lebaran bersama kita..? Mereka baik kepada kita, mereka temen kita, sahabat kita…atau bahkan orang yang special buat kita..?

Tidak hanya Anda. Sayapun punya teman2 nasrani, sahabat nasrani, tetangga nasrani,,dan bahkan paman2 saya dari pihak ayah ada yang nasrani sampai sekarang. 

Sahabatku…mereka memang boleh mengucapkan “ selamat lebaran” kepada kita. Dan jika mereka mengucapkannya, maka kita boleh menerima ucapan itu. Tapi…kita harus tetap menunjukkan izzah islam kita. Islam itu agama yang haq, agama yang tinggi…itulah yang harus kita ingat. Dan ini bukan kesombongan. Karena Alloh dan RosulNya lah yang mengatakan demikian. Bahwa agama kita ini agama yang tinggi dan diridhoi olehNya.

Dan sebenarnya, walaupun kita tidak memberi ucapan “selamat natal ” kepada mereka, mereka sudah mengetahui bahwa kita dilarang untuk itu.

Yaaa…kita berbicara baik-baiklah kepada teman kita yang nasrani, tanpa harus menyinggung perasaan mereka secara pribadi. Dan jika secara zhohir dia tidak tersinggung, itu sudah cukup bagi kita. 

Saudara2 saya juga seperti itu…mereka sudah tahu sikap saya dan keluarga saya sebagai seorang muslim…dan Andapun harus mencobanya untuk membiasakan mereka untuk tidak menunggu2 kita untuk mengucapkan selamat natal kepada mereka…

Atau…bagi Anda yang membolehkannya…mungkin berdalil dengan :
Firman Allah swt :Artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah:

Dan juga :
Firman Allah swt yang Artinya : “Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.” (QS. An Nisaa : 86)

Tapi..benarkah seperti itu pengamalan ayat di atas..? dengan mengucapkan selamat natal juga bagi mereka..? Kalo benar seperti itu pengamalannya, tentu Rosul dan para Sahabat dan para tabi’in sudah mengamalkannya pula. Atau Anda menuduh mereka tidak mengetahui maksud ayat di atas..? 

Dan memang benar, fatwa ulama bagian riset eropa membolehkan mengucapkan selamat natal..tapi…manakah yang Anda pilih..? perkataan ulama bagian riset eropa atau perkataan dan perilaku Rosul..?

Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhu pernah berkata :
“ Sungguh kalian ini akan ditimpa batu dari langit, saya mengatakan ‘ Rosululloh telah berkata’ tapi kalian malah berkata ‘ Umar dan Abu Bakar telah berkata’”.

Kecuali,,,jika ummat muslim yang berada di eropa memang diharuskan untuk mengucapkannya dan mereka memang tak bisa hijroh dari negri itu..ya kher, lebih baik mengucapkannya, dari pada mendapat hal yang lebih buruk dari itu yaitu dilarangnya agama Islam di sana..

Allohumma inniy as-aluka ‘ilman naafi’an…

*Kita boleh bersama dengan mereka dalam hal mu’amalah, tapi jangan ikut2an dalam hal aqidah*

Wallohu ta'ala a'lam..


1 komentar: