Jumat, 27 Desember 2013

Hasad, Pengikis Cinta kepada Teman Sejawat

Hasad,  Pengikis Cinta kepada Teman Sejawat

Sahabat,,ke manakah anda akan memuaskan diri anda tatkala ada setitik rasa hasad kepada teman anda sendiri…? Ke manakah jiwa anda akan anda bawa pergi dari perasaan ini..? Ke manakah anda akan menghibur diri dari rasa bersalah tatkala menyadari penyakit ini..? Perasaan hasad kepada teman kita sendiri, bahkan teman sejawat yang sudah kita anggap sebagai sahabat… Sebuah perasaan yang dengannya terkikis rasa cinta kita kepada teman kita sendiri…

Semoga ringkasan ini bisa membuat kita sadar dan mendeteksi lebih awal agar rasa hasad ini cepat kita kenali sehingga kita bersegera untuk membuang rasa tersebut jauh-jauh..
Adalah penyakit yang sangat mengakar pada tholibil ilmu. Contohnya dulu kita seorang diri di desa itu. Menjadi orang yang paling alim di desa itu. Semua orang akan bertanya kepada kita. Tapi ketika ada adik kelas kita yang datang atau orang alim lainnya yang datang. Maka terpecahlah perhatian masyarakat, tidak hanya kepada kita tapi juga kepada yang lainnya. Sehingga munculah rasa hasad, rasa jengkel dan kemudian membuat persatuan yang ada menjadi terpecah2.

Penyakit ini akan semakin menambah keras hati dan menambah jauhnya seorang hamba dari sebuah kebenaran. Seandainya kita membuka pintu saling menasehati, niscaya kita akan dicukupkan dari penyakit ini.

Karena penyakit ini jugalah kenapa abu Jahal tidak mau masuk Islam. Karena dia hasad, kenapa keutamaan tidak diberikan kepada kaumnya al makhzumiy, kenapa harus diberikan kepada rosululloh yang berasal dari al hasyimiy. Jadi jelaslah bahaya perasaan hasad ini.

Kalo kita melihat kekurangan seseorang, lalu dia cepet2 mendoakan kebaikannya dan tidak terima temennya digunjing niscaya akan baik urusan nya.

Seandainya orang yang hasad mau berpikir sedikit saja, dia itu menolak qodo’ Alloh ta’ala. Kenapa kok Alloh memberikan nikmat kepada fulan???!!

Kenali ciri rasa hasad…Vonislah bahwa diri anda telah terjangkiti penyakit hasad tatkala anda menemui tanda-tanda di bawah ini:

1.       Merasa senang dengan kesalahan yang diperbuat oleh temannya.
Dia akan merasa bahwa kesalahan teman sejawatnya ini lebih besar dari pada kesalahan teman yang lainnya. Karena temannya tersebut adalah saingannya dan dia ingin menjadi yang terdepan dari pada temannya itu. Ini adalah perkara bathin, dan tidak ada tholibil ilmi yang selamat darinya kecuali sedikit saja. Kalau anda mendapatinya, segeralah menolak dan buang jauh-jauh rasa ini dan segera bertaubat kepada Alloh.

2.       Merasa senang dengan ketidakhadiran temannya.
Contohnya adalah tatkala teman kita gak hadir di kelas karena sakit. Maka kita gembira dengan ketidakhadirannya ini karena dengan begitu kita akan mendapat jatah lebih dalam menjawab pertanyaan ustadz, dan ustadz akan memuji kita karena kita selalu hadir di majelisnya, sebaliknya citra temannya akan berkurang karena tidak masuk.

3.       Merasa senang apabila temannya itu disindir atau dihinakan.
Dia tidak akan berusaha mencegah apabila ada seseorang yang mengghibah temannya. Dan ini haram. Dia saja akan merasa tak senang apabila orang awam dighibah, apalagi apabila temannya yang seorang tholibil ilmi yang jelas bisa diambil manfaat ilmunya, maka seharusnya dia lebih mencegah agar orang lain tak mengghibah temannya tersebut.

4.       Menyindir temannya atau berbicara dengan maksud mengurangi keutamaan temannya apabila ada yang bertanya tentang temannya tersebut.
Contohnya adalah tatkala ada yang bertanya kepada anda tentang hal yang berkaitan dengan teman anda “ustadz, bagaimana ya jika seandainya saya belajar privat dengan fulan?”, maka anda akan menyebut kelemahan orang yang ditanyakan tersebut atau menyindirnya dengan maksud mengurangi keutamaan dan citra teman anda itu.

5.       Merasa sempit dan tidak suka apabila soal yang ditanyakan kepada temannya sedangkan dia juga hadir di situ.
Contohnya adalah saat anda sedang berkumpul dengan teman-teman anda sesame ustadz, kemudian ada seseorang yang bertanya kepada salah satu teman anda, maka anda merasa tak enak dengan hal itu, dan anda bertanya dalam hati: ”kenapa sich kok gak Tanya kea q aja? Pinteran aq kelesss”.

6.       Meremehkan manfaat atau ilmu yang ada pada temannya.
Contohnya, apabila ada suatu permasalahan yang sulit. Kemudian anda membuka kitab-kitab, majalah dan jilid2, tapi Alloh tidak membuatmu menemukan permasalahan itu. Dan ternyata teman anda menemukannya. Maka anda merasa sempit dengan hal itu dan menyembunyikan kekagumannya. Tapi apabila orang lain yang menemukannya, anda tidak akan merasa sesempit itu. Bahkan anda akan memuji orang lain itu dan tak henti-hentinya menyebut kehebatan orang lain tersebut.

7.       Berusaha untuk mencari kesalahan pada kalam temannya atau mengkritik apa saja apabila temannya ini menjawab.
Dia akan memperhatikan apa yang disampaikan oleh temannya untuk mencari kesalahan-kesalahan yang ada. Kalaupun tidak menemukan kesalahan pada kalamnya, maka dia akan berusaha memalingkannya ke pada makna yang lain atau mentakwilkannya kepada hal yang salah.

8.       Tidak menyandarkan keutamaan atau kemanfaatan kepada temannya apabila dia mengambil manfaat atau keutamaan dari temannya ini.
Contohnya adalah tatkala anda membahas tentang sebuah masalah, kemudian dia mengambil dari temannya. Namun, dia tidak mau mengakuinya. Tidak mau menyandarkannya pada temannya dan dia sandarkan langsung kepada ulama. Dan ini menjadi sebab mahqi barokatil ‘ilmi, dihapusnya barokah ilmu.

Seorang penyair berkata:
إذا  أفادَك َ إنْسَانٌ   بِفَائِدَةٍ        مِنَ العُلُوْمِ  فَأَدْمِنْ  شَكْرَه  أبَدا
و قُل فلانٌ جَزاهُ اللهُ صَالِحَةً      أفَادَنِيْهَا وَ ألْقِ الكِبْرَ و الحَسَدَا
Apabila ada seseorang yang member manfaat padamu dari suatu ilmu, maka benar2lah berterimakasih padanya.
Dan hendaknya mengucapkan “jazakallohu sholihah” karena dia telah memberikan faedah padanya dan buanglah rasa sombong dan hasad.

Ustadzku Abu Umar Farouq Ahmad Sabiq –semoga Alloh menjaganya- berkata:

“syaithon tatkala masuk ke hati hamba Alloh dia tahu kepada siapa dan bagaimana dia menggoda. Tatkala dia menemukan seorang yang awam maka akan digodanya dengan rasa was-was. Dan ketika dia menemukan seorang tholibil ilmi, maka dia akan menggodanya dengan bid’ah. Dan ketika dia menemukan seorang tholibil ilmi, da’i, ulama maka dia akan menggodanya dengan syahwat, dan ini sedikit sekali. Yang paling banyak adalah digoda dengan rasa hasad dan perpecahan. Ingin menjadi yang terdepan adalah penyakit yang diberikan kepada orang-orang yang diberi keutamaan. Entah keutamaan berupa harta, wajah ataupun ilmu”

Semoga Alloh subhanahu wa ta’ala yang menguasai hati kita, menjaga dan menegur sesegera mungkin apabila penyakit ini menghinggapi hati kita… Hanya kepada Alloh-lah kita berlindung dari godaan Syaithon yang selalu membisikkan rasa ini ke dalam dada kita…

Maroji’: kitab ma’alim fi thoriqi tholibil ‘ilmi halaman: 87-92 bifadhilatis syaikh: ‘Abdul Aziz ibn Muhammad ibn ‘abdulloh as Sarhaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar