Kamis, 30 April 2015

Julukan dan Nama yang Mengandung Tazkiyah

Shobahul Khoir semunya :)

> Hindarilah Mentazkiyah Diri Sendiri dengan Nama Kalian <

Mumpung saya masih idup (beuh, ngomong apaan pula nie :3 ), yah maksudnya mumpung saya masih diberi kesempatan, saya mau kasih nasehat dikitlah buat sahabat2 aku yang aku cintai karena Alloh (serius ni, gak pake modus :3 )

Alloh subhanahu wa ta'ala berfirman:
"wa laa tuzakkuu anfusakum, Huwa a'lamu bimanittaqoo.."
Dan janganlah kalian mentazkiyah diri kalian sendiri, karena Alloh lah yang lebih tahu tentang diri kalian, mana2 dari kalian yang lebih bertaqwa dan mana2 dari kalian yang pantas untuk mendapatkan tazqiyah.

Dan termasuk mentzkiyah diri sendiri adalah memberikan nama yang sifatnya tazkiyah, semisal: faqihuddin (org yang faqih dalam agama), azka (wanita yang suci), adza (wanita yang pandai), musthofa ( yang dipilih), at thohiroh (wanita yang suci), atqo (yang paling bertaqwa), rohamtul hadiy (rahmatNya yang memberi petunjuk), nashiruddin (penolong agama ini), dll..

Lah kalau udah terlanjur gimna? iyya nggak apa2 karena nama kita kan yang ngasih orang tua, jadi tidak perlu diganti, malah repot entar. Tapi berikanlah nama anakmu nanti dengan nama yang tidak mengandung tazkiyah. Karena hanya Alloh lah yang lebih berhak untuk mentazkiyah hambanya.

Semisal lagi, nama2 di FB, yang membuat kita sendiri, lebih baik hindari juga yang mengandung makna tazkiyah, semisal: harem hally (wanita yang cantik), harem khoyyir (wanita yang baik), warem ajmalun nisa' (wanita yang paling cantik dari kaum wanita, rejal gaz'ah (cow ganteng), pecinta rosul , muhibbur rosul, ma fi qolbiy ghoirulloh (di hatiku cuma ada Alloh), pecinta ahlu bait (pecinta keturunan Nabi, harem zain (wanita yang sempurna), 
Apalah artinya "as salafiy" menempel di belakang nama mereka tapi pada hakikatnya dia belum bisa mengikuti jejak para salafus sholih?
Apalah artinya "ahlus sunnah wal jama'ah" kalau ternyata dia jauh sekali dari para ahlus sunnah?

Berkaitan dengan hal ini, ada sebuah kaidah  (rumus) yang sangat bagus sekali..
"al 'ibrotu bil haqoo-iqu laa bil musammiyaat"
Yang dianggap itu adalah hakikatnya, bukan namanya,

Apalah artinya menjuluki/ menamai dirinya sendiri dengan "pecinta rosul" tapi pada kenyataannya tidak mencintai Rosul?"
Apalah artinya menjuluki dirinya sebagai "pecinta ahlu bait", tapi dirinya tidak mencintai ahlul bait dengan cara yang benar?
Apalah artinya dirinya menamai dirinya "harem khoyyir" kalau ternyata masih suka jahat ke tetangganya?
Apalah artinya nama "rejal gaz'ah wa sholih" kalau ternyata selalu fb-an dan lupa sholat jumat?
Apalah artinya "ma fi qolbiy ghoirulloh" kalau dia selalu galau mikirin pacar? :D

Alloh lah yang lebih tahu kebenaran di balik sebutan itu, so lebih baik mari kita tinggalkan nama2 dan julukan2

Yuk mari kita tinggalkan kebiasaan memberikan julukan kepada diri sendiri dengan julukan bersifat mentazkiyah diri sendiri :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar