Fawaid Manisnya Menuntut Ilmu
Saya kumpulkan dari taklimnya ust. Abu Ubaidah Yusuf bin
Mukhtar hafizhohullohu ta'ala.
1.
Diceritakan dari al Jaahid
bahwa tatkala dia mengantuk, maka dia akan menghilangkan rasa kantuknya dengan
membaca kitab. Kalo kita kebalikannya,
malah membaca kitab kita jadikan sebagai muqoddimah untuk tidur. Apalagi kalo
kitab nahwu yang kebanyakan menurut santri kitab yang paling sulit, baru baca
judulnya saja langsung zzz,,zzz,, alias terlelap.
Saya jadi ingat kata guru matematika saya
waktu SMAmenyindir kita dengan mengatakan : kalau kalian nggak bisa tidur,
jangan baca novel karena malah bikin keasyikan dan penasaran, tapi ambilah buku
matematika kalian, saya jamin baru lihat judul dan gambarnya saja kalian sudah
bosan dan ngantuk :D
2.
Diceritakan dari Ibnu
Katsir dalam kisah Hasan bin Abi Hasan. Saat dia dijebloskan ke dalam sarang
singa. Singanya tidak mau makan dia, akhirnya diapun dibebaskan. Dan
orang-orangpun bertanya: “Bagaimana perasaanmu tatkala menemui singa2 itu?”
Tapi apa jawaban dia??
Dia menjawab: saya tidak takut apa2, karena
saat itu saya sedang sibuk memikirkan perselisihan ulama tentang najis tidaknya
air liur binatang buas”
???!!
3.
Tatkala imam ahmad
dijebloskan ke dalam penjara. Dia bertemu dengan seorang ulama.
Waah..kesempatan untuk menuntut ilmu di penjara nih :D. Diapun bertanya tentang
suatu hadits yang berkenaan dengan mengusap sepatu. Orang2 di sekitar beliau
heran. Ni orang nggak mikir besok akan dipancung atau apa, eh..malah Tanya soal
hadits…
Maka beliaupun berkata: saya ingin berjumpa
dengan Alloh dalam keadaan menuntut ilmu??!!.
4.
Ibnu Al Khan menceritakan
bahwa az Zuhri jika masuk ke dalam rumahnya dia akan membaca tumpukan kitab
sampai dia lupa akan istrinya. Sampai2 istrinya berkata: “sungguh kitab2
tersebut lebih berat bagi saya dari pada 3 orang madu”
5.
Seseorang tidak akan
mendapatkan kelezatan menuntut ilmu sampai dia lupa akan laparnya. Dan ini
pasti pernah kita rasakan. Saat kita sedang membaca kitab, kita sampai tidak
mendengar akan adanya bel waktu makan, tidak mendengar orang yng mengajak
ngomong kita karena kita sedang merasakan lezatnya menuntut ilmu :D
6.
Ilmu itu tidak didapatkan
dengan kemewahan tapi butuh perjuangan. Ini adalah sebuah perkataan seorang
ulama (tapi ana lupa namanya) yang dia sangat tekun mencari ilmu dengan datang
ke majlis2 syaikh2. Suatu hari majlis syaikh fulan libur karena sakit, maka
diapun pergi menangkap ikan, Tapi belum sempet memasaknya, sudah datang
waktunya untuk bermulazamah dengan syaikh lainnya. Dan akhirnya dia tinggalkn
ikannya. Dia tidak ada waktu untuk mengurus ikan itu hingga ikan itu membusuk.
Dan dia tidak mampu menyisakan waktu untuk memasaknya kecuali memakannya dalam
keadaan seperti itu.
++>> Berbeda sekali dengan kita yaa…?
Coba kalo kita, jam makan terlambat sedikit saja mengeluh. Makanpun masaknya
yang ruwet, padahal semua itu hanyalah menghabiskan waktu kita dan mengurangi
jatah kita dalam menuntut ilmu.
Saya teringat perkataan teman saya sewaktu
SMP dulu yang selalu saya ingat karena berfaidah sekali. Yang saat itu kita
sedang outbound di Kopeng Magelang dan kami para cew tersibukkan dengan memasak
yang tidak kelar2. Dia berkata: “Kenapa kalian selalu tersibukkan dengan
masakan dan makanan? Bukankah kita memiliki tugas yang lebih penting dari pada sekedar
makanan pengganjal perut???!!”.
7.
Kalau kamu memberikan
seluriuh waktumu untuk menuntut ilmu, maka ilmu hanya datang kepadamu sebagian
saja.
Inipun merupakan perkataan seorang ulama
yang saya lupa siapa namanya.. Para
Ulama zaman dahulu masya Alloh dalam menuntut ilmu. JIka semua waktu kita
berikan untuk menuntut ilmu saja, ilmu hanya akan mendatangi kita sebagian,
apalagi jika kita menuntut ilmu dengan sambil yang lainnya? Ilmu begitu
luas…dan kita memang tidak mungkin mendapatkan semua ilmu itu..
Begitu indahnya perkataan imam As Syafi’i:
Tiada seorangpun yang mengetahui semua
ilmu…Tiada!!
Sekalipun dipelajarinya dua ribu tahun..
ILmu itu ibarat lautan samudra luas
terbentang..
Ambillah daripada setiap perkara itu apa
yang terbaik…
8.
Syaikh Sholih ibnu Al
Utsaimin berkata: memahami ilmu nahwu itu seperti menjebol sebuah rumah yang
pintunya dari besi. Sangat sulit sekali. Tapi apabila kita sudah menjebolnya,
maka kita akan mendapatkan semua yang ada di rumah itu.
Dan saya, memperumakan bahwa ilmu nahwu itu
seperti matematika, fisika atau kimia dalam hal kesulitannya. Kita tidak bisa
memahaminya kecuali mempelajarinya secara urut. Dan yang paling diperlukan
adalah ilmu pemahamannya. Untuk memahaminya sangat sulit, tapi tatkala kita
sudah memahaminya,,, “w-o-w”. Contoh saja saat kita menghitung umur fosil dari sebuah fosil yang mengikis
sebagian. Kalo kita tidak paham, maka kepala pasti puyeng ngitungnya. Berbeda
jika kita paham rumus dan langkah2nya, pasti permasalahan itu kecil bagi kita.
Mau soalnya dibolak balik juga no problem. Paham berbeda dengan hafalan. Hafalan
itu bisa hilang kapan saja, sedangkan faham, dia akan tetap ada walaupun
kamu kesandung batu di jalan sekalipun
^^.
9.
Syaikhul ibnu taimiyyah pernah sakit, dokter bilang: jangan baca dulu,
karena bisa mempengaruhi sakitnya. Dia
berkata: wahai dokter bukankah seseorang yang sakit bila dia senang dan melakukan
sesuatu yang menyenangkan akan meringankan sakitnya? Dan saya seneng baca J.
Dan subhanalloh, nikmat sekali lho ternyata
di saat sakit kita denger taklim. Kemarin
waktu sakit, ane telpon temen yang sedang menghadiri taklim seorang ustadz ane
dulu. Pulsa habis gak majalah, yang penting kan ternyata bisa nyenengin kita
and menambah semangat kita. Hampir gak terasa dah sakitnya :D. Dapat banyak
faedah lagi :D
Itulah sebagian kecil fawaid tentang
manisnya menuntut ilmu. Semoga ada tambahan fawaid lainnya lagi tentang
manisnya menuntut ilmu sehingga menambah semangat kita dalam menuntut ilmu. ^^
-: long life 4 educations :-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar