Minggu, 28 Juli 2013

Manisnya Menuntut Ilmu

Fawaid Manisnya Menuntut Ilmu



Saya kumpulkan dari taklimnya ust. Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar hafizhohullohu ta'ala.


1.       Diceritakan dari al Jaahid bahwa tatkala dia mengantuk, maka dia akan menghilangkan rasa kantuknya dengan membaca kitab.  Kalo kita kebalikannya, malah membaca kitab kita jadikan sebagai muqoddimah untuk tidur. Apalagi kalo kitab nahwu yang kebanyakan menurut santri kitab yang paling sulit, baru baca judulnya saja langsung zzz,,zzz,, alias terlelap.

Saya jadi ingat kata guru matematika saya waktu SMAmenyindir kita dengan mengatakan : kalau kalian nggak bisa tidur, jangan baca novel karena malah bikin keasyikan dan penasaran, tapi ambilah buku matematika kalian, saya jamin baru lihat judul dan gambarnya saja kalian sudah bosan dan ngantuk :D

2.       Diceritakan dari Ibnu Katsir dalam kisah Hasan bin Abi Hasan. Saat dia dijebloskan ke dalam sarang singa. Singanya tidak mau makan dia, akhirnya diapun dibebaskan. Dan orang-orangpun bertanya: “Bagaimana perasaanmu tatkala menemui singa2 itu?” Tapi apa jawaban dia??

Dia menjawab: saya tidak takut apa2, karena saat itu saya sedang sibuk memikirkan perselisihan ulama tentang najis tidaknya air liur binatang buas”
???!!

3.       Tatkala imam ahmad dijebloskan ke dalam penjara. Dia bertemu dengan seorang ulama. Waah..kesempatan untuk menuntut ilmu di penjara nih :D. Diapun bertanya tentang suatu hadits yang berkenaan dengan mengusap sepatu. Orang2 di sekitar beliau heran. Ni orang nggak mikir besok akan dipancung atau apa, eh..malah Tanya soal hadits…
Maka beliaupun berkata: saya ingin berjumpa dengan Alloh dalam keadaan menuntut ilmu??!!.

4.       Ibnu Al Khan menceritakan bahwa az Zuhri jika masuk ke dalam rumahnya dia akan membaca tumpukan kitab sampai dia lupa akan istrinya. Sampai2 istrinya berkata: “sungguh kitab2 tersebut lebih berat bagi saya dari pada 3 orang madu”

5.       Seseorang tidak akan mendapatkan kelezatan menuntut ilmu sampai dia lupa akan laparnya. Dan ini pasti pernah kita rasakan. Saat kita sedang membaca kitab, kita sampai tidak mendengar akan adanya bel waktu makan, tidak mendengar orang yng mengajak ngomong kita karena kita sedang merasakan lezatnya menuntut ilmu :D

6.       Ilmu itu tidak didapatkan dengan kemewahan tapi butuh perjuangan. Ini adalah sebuah perkataan seorang ulama (tapi ana lupa namanya) yang dia sangat tekun mencari ilmu dengan datang ke majlis2 syaikh2. Suatu hari majlis syaikh fulan libur karena sakit, maka diapun pergi menangkap ikan, Tapi belum sempet memasaknya, sudah datang waktunya untuk bermulazamah dengan syaikh lainnya. Dan akhirnya dia tinggalkn ikannya. Dia tidak ada waktu untuk mengurus ikan itu hingga ikan itu membusuk. Dan dia tidak mampu menyisakan waktu untuk memasaknya kecuali memakannya dalam keadaan seperti itu.

++>> Berbeda sekali dengan kita yaa…? Coba kalo kita, jam makan terlambat sedikit saja mengeluh. Makanpun masaknya yang ruwet, padahal semua itu hanyalah menghabiskan waktu kita dan mengurangi jatah kita dalam menuntut ilmu.
Saya teringat perkataan teman saya sewaktu SMP dulu yang selalu saya ingat karena berfaidah sekali. Yang saat itu kita sedang outbound di Kopeng Magelang dan kami para cew tersibukkan dengan memasak yang tidak kelar2. Dia berkata: “Kenapa kalian selalu tersibukkan dengan masakan dan makanan? Bukankah kita memiliki tugas yang lebih penting dari pada sekedar makanan pengganjal perut???!!”. 

7.       Kalau kamu memberikan seluriuh waktumu untuk menuntut ilmu, maka ilmu hanya datang kepadamu sebagian saja.
Inipun merupakan perkataan seorang ulama yang saya lupa siapa namanya..  Para Ulama zaman dahulu masya Alloh dalam menuntut ilmu. JIka semua waktu kita berikan untuk menuntut ilmu saja, ilmu hanya akan mendatangi kita sebagian, apalagi jika kita menuntut ilmu dengan sambil yang lainnya? Ilmu begitu luas…dan kita memang tidak mungkin mendapatkan semua ilmu itu..

Begitu indahnya perkataan imam As Syafi’i:

Tiada seorangpun yang mengetahui semua ilmu…Tiada!!
Sekalipun dipelajarinya dua ribu tahun..
ILmu itu ibarat lautan samudra luas terbentang..
Ambillah daripada setiap perkara itu apa yang terbaik…


8.       Syaikh Sholih ibnu Al Utsaimin berkata: memahami ilmu nahwu itu seperti menjebol sebuah rumah yang pintunya dari besi. Sangat sulit sekali. Tapi apabila kita sudah menjebolnya, maka kita akan mendapatkan semua yang ada di rumah itu.

Dan saya, memperumakan bahwa ilmu nahwu itu seperti matematika, fisika atau kimia dalam hal kesulitannya. Kita tidak bisa memahaminya kecuali mempelajarinya secara urut. Dan yang paling diperlukan adalah ilmu pemahamannya. Untuk memahaminya sangat sulit, tapi tatkala kita sudah memahaminya,,, “w-o-w”. Contoh saja saat kita menghitung umur  fosil dari sebuah fosil yang mengikis sebagian. Kalo kita tidak paham, maka kepala pasti puyeng ngitungnya. Berbeda jika kita paham rumus dan langkah2nya, pasti permasalahan itu kecil bagi kita. Mau soalnya dibolak balik juga no problem. Paham berbeda dengan hafalan. Hafalan itu bisa hilang kapan saja, sedangkan faham, dia akan tetap ada walaupun kamu  kesandung batu di jalan sekalipun ^^.

9.       Syaikhul ibnu taimiyyah  pernah sakit, dokter bilang: jangan baca dulu, karena  bisa mempengaruhi sakitnya. Dia berkata: wahai dokter bukankah seseorang yang sakit bila dia senang dan melakukan sesuatu yang menyenangkan akan meringankan sakitnya? Dan saya seneng baca J.

Dan subhanalloh, nikmat sekali lho ternyata di saat sakit kita denger  taklim. Kemarin waktu sakit, ane telpon temen yang sedang menghadiri taklim seorang ustadz ane dulu. Pulsa habis gak majalah, yang penting kan ternyata bisa nyenengin kita and menambah semangat kita. Hampir gak terasa dah sakitnya :D. Dapat banyak faedah lagi :D


Itulah sebagian kecil fawaid tentang manisnya menuntut ilmu. Semoga ada tambahan fawaid lainnya lagi tentang manisnya menuntut ilmu sehingga menambah semangat kita dalam menuntut ilmu. ^^

-: long life 4 educations :-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar