Kamis, 01 Agustus 2013

Fawaid Adab Tholabatul Ilmi Kepada Ustadznya

Fawaid- Fawaid Adab Tholibil ilmi kepada ustadznya

1.       Hendaknya tawaddhu’

و أقبح شيئ أن يرى المرء  نفسه  *  رفيعاً و عند العالمين وضيعُ
تواضع تكن كالنجم لاح لناظر  *  على صفحات الماء و هو رفيعُ
و لا تكن كالدخان يعلو بنفسه  *  على طبقات الجو و هو وضيع

Hal yang paling jelek adalah seseorang yang melihat dirinya lebih tinggi dari pada para ulama padahal dia rendah.
Merendahlah, jadilah kamu seperti bintang yang menjulang tinggi tapi memantulkan dirinya di air padahal dia sebenarnya tinggi.
Dan janganlah kamu seperti asap yang meninggikan dirinya sendiri di atmosfer padahal dia itu rendah, kotor. 
Karena kan tidak ada orang yang mau terkena asap. Semuanya menyingkir dari asap karena dia kotor.

Tidak akan mendapatkan ilmu orang yang rendah diri, sombong, for example:

-          Malu belajar karena merasa paling tua dari pada yang lainnya
-          Hanya mau datang ke majlis jika yang mengisi hanya ustadz2 kabir, terkenal “undzhur ila maa qool, wa laa tanzhur ila man qool”
-          Tidak mau belajar dari yang lebih muda darinya. Padahal bukankah di dalam mustholah hadits ada isthilah “riwayatul ruwaatil kabir ‘anis shoghir??” atau “riwayatul abaa’ minal abnaa’” ???!! Lihatlah kisah musa menuntut ilmu pada khidr.

2.       Hendaknya benar2 menuntut ilmu dari orang yang sempurna ilmunya, akhlaq yang jamil, pemikiran yang cerdas dan penelitian yang sempurna. >>> syarat2 seorang ustadz, tapi jarang kita dapatkan. Ya maksudnya jangan sembarangan cari guru/ ustadz.

Ibnu siriin: ilmu itu adalah agama. Maka lihatlah dari mana dia diambil. Dari ahlus sunnah atau dari orang2 yang memiliki pemikiran beracun>??

3.       Duduk di depan, biar lebih consent, jangan mengisyaratkan ustadz dengan tanganmu, hanya focus ke ustadz, jangan mngatakan: pendapat ustadz fulan berbeda dengan pendapat antum, karena: kurang adab. Kalo memang harus mengatakan, pake lafaz umum, jangan sebut nama. jangan mengghibah orang lain di dekatnya, jangan bisik2 di majlisnya.jangan menarik pakaiannya: misalkan saja  mau tanya, tapi ustadznya keburu pergi dan jalannya cepat akhirnya ditarik bajunya. jangan mengganggunya tatkala males, sedih (ustadzkan juga manusia yang bisa saja sedih, galau, ngambek, etc :D), jangan mendesaknya dengan pertanyaan, jadikan ustadzmu seperti pohon kurma, yang kamu tunggu kapan buahnya jatuh.
4.       Mencari keridhoan seorang guru sekalipun berbeda pendapat dengan dirinya.
5.       Membantah orang yang mengghibah tentang ustadznya.

شربت الماء من قطري عمان
فلم أر ماء البيذجان

فيا عجبا لمن ربيت طفلا
ألقمه بأطراف البنان

جزاه الله من ولد جزاء
سليمة أنه شرا جزاني

أعلمه الرماية كل يوم
فلما اشتد ساعده رماني

وكم علمته نظم القوافي
فلما قال قافية هجاني

أعلمه الفتوة كل وقت
فلما طر شاربه جفاني



6.       Hendaknya masuk majlis ustadz  dalam penampilan sempurna
7.       Waktu masuk masjid, hendaknya Cuma salam sama yang terdekat dia saja. Kalo salam keras, itu malah mengganggu taklim dan ustadznya . Ini adalah sikap tengah2, Dan juga bukan seperti pendapat al hanbali yang melarang salam di masjid sendiri. 
8.       Duduk di mana tempat duduk yang dia dapatkan.kalo memang terlambat ya duduk di mana ia dapatkan.


-: Semoga ada tambahan di waktu mendatang :-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar